CALEG GOLKAR

Sakit Jiwa, Aiptu Hamonangan Lubis Gagal Dilantik

HINAI (medanbicara.com) – Gara-gara mengalami gangguan jiwa atau depresi, Aiptu Hamonangan Lubis, menjadi satu-satunya personel polisi yang dinyatakan tidak lulus dalam Pendidikan Alih Golongan dari Bintara Ke Perwira Polri Tahun Ajaran (TA) 2016 dari Brigadir ke Perwira.

Sehingga dari 202 siswa yang mengikuti pendidikan sejak 21 November sampai 20 Desember 2016, tinggal 201 siswa yang dinyatakan lulus atau dilantik.

Dari 201 orang itu, penerima nilai akademik tertinggi diperoleh Ipda Japen Situmorang asal Polres Simalungun dengan nilai 78,89 (cendekia), nilai mental kepribadian tertinggi oleh Ipda Antonius Sitanggal asal pengiriman Sat Brimob Polda Sumut dengan nilai 74,30 (tertabah) dan siswa terbaik umum diraih oleh Ipda Sabar Nababan asal pengiriman Polrestabes Medan dengan nilai 76,00.

Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Polda Sumut, Kombes Pol Kombes Pol Eldy Yudianto di acara penutupan Pendidikan Alih Golongan dari Bintara ke Perwira di Lapangan Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Hinai, Selasa (20/12).

“Pembukaan pendidikan dimulai 21 November 2016 sampai 20 Desember 2016 dengan jumlah siswa awal 202 orang dengan asal pendidikan Polda Sumut dan dari beberapa Polres,” ungkap Eldy Yudianto di hadapan Kapoldasu, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.

Dijelaskannya, seluruh perangkat pembina berpangkat perwira dibagi tiga tahap, yaitu tahap I dengan 8 mata pelajaran, tahap II dengan 9 mata pelajaran dan tahap III 21 jam pelajaran latihan teknis dengan jumlah mata pelajaran 17 dan 252 jam pelajaran. Pendidikan berjalan dengan baik dan lancar dan semuanya bisa dicerna oleh seluruh siswa dengan hasil 100 persen.

Mendengar laporan adanya salah satu siswa yang mengalami gangguan jiwa atau depresi itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel sempat terkejut. Dia langsung ‘menyemprot’ Kabid Dokkes Polda Sumut, Kombes Pol Setyo Purwanto.

“Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, terutama mengevaluasi siswa yang sakit tadi. Kenapa tidak terdeteksi sebelumnya? Sakit kejiwaan tidak mudah untuk mendeteksi, namun demikian khusus Kabid Dokkes harus terus melakukan perbaikan lakukan improvisasi dalam rangka menata siswa yang lebih baik,” tegurnya.

Di kesempatan itu pula, Rycko juga mewanti-wanti Kepala Biro (Karo) Sumber Daya Manusia (SDM), Kombes Pol Nugroho Wibowo.

“Kepada Karo SDM, agar mempertimbangkan komposisi calon yang harus diperhatikan dari aspek kinerja yaitu dia harus lulus test semua materi yang diujikan. Aspek yang kedua, penghargaan kepada anggota. Aspek ketiga, pemerataan peserta dari seluruh organisasi. Yang menjadi perhatian tentang kompetensi, pertama hard kompetence berkaitan pengetahuan dan skill dan kedua soft kompetensi berkaitan dengan kepribadian atau attitude yang tidak mudah diperoleh melalui pendidikan,” tandasnya.

Kepada siswa Bintara yang baru lulus menjadi perwira, Rycko berpesan agar mereka juga bisa meningkatkan kompetensi dan berprilaku sebagai perwira.

"Pendidikan yang singkat ini agar bisa dapat meningkatkan kompetensi, mampu merubah cara berpikir, mampu merubah cara berprilaku, juga mampu merubah cara melakukan tindakan sebagai perwira dalam prilaku sehari-hari," pesannya. (emzu)

Mungkin Anda juga menyukai