CALEG GOLKAR

Duh! Pembangunan 6 Gapura di Kota Tanjungbalai Dinilai Tak Tepat Sasaran, Biayanya Fantastis…

Pembangunan Gapura bernuansa Melayu di Jalan Jenderal Sudirman. (gus)

TANJUNGBALAI (medanbicara.com)-Pembangunan Gapura bernuansa Melayu di Jalan Jenderal Sudirman dinilai tak tepat sasaran.

Ketua Korps Pemuda Indonesia (KPI) Kota Tanjungbalai, Adriansyah SH mempertanyakan apa tolak ukur utama dari program pembangunan gapura yang menghabiskan ratusan juta uang rakyat pada APBD Pemko Tanjungbalai tahun 2018 dan kenapa realisasinya cuma 6 gapura yaitu di Jalan Tomat, Jalan Anggur, Jalan Sriwijaya, Jalan Pendidikan, Jalan Cempaka dan Jalan Cermai, yang jaraknya berdekatan.

Padahal, katanya, dalam papan plank dijelaskan pada sub kegiatan gapura kiri kanan pada tiap-tiap jalan atau gang sepanjang Jalan Jendral Sudirman.

“Saya menduga hal ini tidak etis dan tidak relevan karena kita melihat ada kurang lebih 31 gang sepanjang Jalan Sudirman yang belum berdiri gapura konsep melayu,” katanya.

Bukan hanya itu, Adri juga memaparkan pembangunan gapura di jalan Jendral Sudirman tidak mencitrakan kondisi akan keberagaman suku, budaya dan etnis pada penduduk yang bermukim di wilayah Kota Tanjungbalai.

“Kita tidak dapat memungkiri dan juga harus dapat menghargai berbagai ragam budaya yang terbentang sebagai bentuk nilai kekayaan bingkai keberagaman yang terdiri dari suku melayu, Batak Toba, Mandailing, Jawa dan sebagainya. Apa lagi yang menguatkan mayoritas muslim, maka saya menilai lebih indah tatkala dapat dikonsep dalam bentuk kombinasi yang dapat mewakili identitas ke heterogenan masyarakat Kota Tanjungbalai," katanya.

Adri menambahkan pembangunan 6 gapura dengan pembiayaan ratusan juta dinilai program yang tidak tepat sasaran, karena penempatan pendirian bukan utama wilayah strategis, karena tidak berlokasi pada inti wilayah kota yang menjadi jati diri pusat pemerintahan.

Menurutnya, uang Rp245.053.000 merupakan jumlah yang sangat fantastis dan ketika uang ini dialihkan pada bantuan masyarakat miskin yang butuh pembiayaan kesehatan dan kebutuhan ini akan berdampak sangat baik dan barokah.

"Apa lagi baru-baru ini kita mendengar info Nenek Diah usia 80 tahun dalam kondisi buta dan tuli di PT Timur Jaya hidup sebatang kara dengan rumuh gubuk mau runtuh belum tersentuh langsung oleh perhatian dinas sosial. Malah Himpunan Pemuda Islam Peduli Sosial yang memberikan bantuan secara intensif," katanya.

"Kami sebagai aktivis sosial penggiat anti korupsi tidak menginginkan adanya uang rakyat yang dihambur-hamburkan dalam memenuhi kepentingan yang mungkin tidak proposional atau bahkan dikorupsi oleh orang-orang tidak bertanggung jawab dan apabila kami temukan maka lembaga kami akan melakukan aksi unjuk rasa," pungkas Adri.

Elvida Sinaga (33), warga Dususn III, Jalan Alpokat, Kel Pantai Johor, Kec Datuk Bandar mengatakan, seharusnya pemerintah dalam hal ini Dinas PU tidak memilih-milih penempatan pendirian gapura.

"Daerah kami Jalan Alpokat juga wilayah padat penduduk akan tetapi kenapa tidak dibuatkan juga," pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas PU Kota Tanjungbalai, Mulkan, ST MM saat ditemui wartawan tidak berada di tempat.

Sekadar diketahui, di papan plank Dinas Pekerjan Umum pada program pembangunan wilayah sterategis dan cepat tumbuh dengan pagu anggaran senilai Rp245.053.000 untuk pembangunan 6 gapura konsep Melayu di Jalan Jenderal Sudirman. (gus)

Mungkin Anda juga menyukai