CALEG GOLKAR

Siswi SD di Tanjungbalai Diduga Meninggal Usai Divaksin, Plt Kadis Kesehatan Bilang Kena DBD

Tanjungbalai (medanbicara.com)-Syafa Salsabila Sapina (10) menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati, di Jalan AH Nasution No 7 Pangkalan Mansyur Medan sekitar pukul 06 00 Wib dini hari, Minggu (23/01/2022).

Pelajar SD yang akrab dengan panggilan Anjeli Kecil itu diduga meninggal setelah mendapat suntikan Vaksin Sinovac. Kejadian itu bermula saat Anjeli disuntik vaksin di salah satu Sekolah Dasar Negeri Kota tanjungbalai tanggal 11 Januari 2022,sekitar pukul 09.13 Wib.

“Namun setelah seminggu kemudian Anjeli merasa badannya panas, kepalanya pusing-pusing dan tidak selera makan. Lalu kedua orangtua Anjeli membawanya berobat ke dokter Johan,” ungkap Saptono, ayah Syafa Salsabila Sapina saat dikonfirmasi di rumahnya di Jalan Busubillah, Lingkungan VIII, Kelurahan Pulo Simardan, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Selasa (25/01/2022).

Saptono menceritakan, setelah disuntik vaksin jenis Sinovac, anaknya merasakan tubuhnya sakit semua, dan demam selama 2 hari dan darah keluar dari hidung (mimisan) karena panas di kepala. Melihat hal tersebut orangtua almarhum langsung membawa berobat ke Praktek Dokter Johan untuk selanjutnya dibawa lagi berobat ke Rumah Sakit Swasta Hadi Husada, di Jalan Sudirman, Sabtu (22/01/2022) sekitar pukul 18.30 Wib.

Namun karena kondisi Anjlei sangat mengkwatirkan dan peralatan tidak memadai, karena Syafa Salsabila Sapina harus dilakukan transfusi darah dan plasma darah, maka dirujuk ke Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan di Jalan AH Nasution.

“Sampai di Rumah Sakit Mitra Sejati di Medan kami sekitar pukul 22.00 Wib, jam 06.00 Wib anaknya sudah menghembuskan nafas terakhirnya (meninggal dunia). Kalau dilihat dari riwat hidupnya tidak ada penyakit apapun, namun kok bisa dokter mengatakan anak kami ini terkena Demam Berdarah Dengue (DBD), sebelum disuntik vaksin anak kami masih sehat sehat saja,” katanya.

“Saya gak percaya kalau anak saya ini terkena DBD, saya yakin anak saya ini meninggal karena disuntik vaksin. Anak saya sudah meninggal pun masih saja keluar darah dari hidungnya sampai dibawa ke rumah kami ini pun darahnya terus mengalir tak berhenti,” katanya sambil menitikkan air mata.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Pemko Tanjungbalai, dr H Ali Azrai saat diwawancarai wartawan mengaku, Sabtu (22/01/2022) yang lalu anak itu dibawa ke Praktek dr Johan. Oleh dr Johan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hadi Husada.

Seteah diperiksa, katanya, positif Demam Berdarah Dengue (DBD), karena leukositnya menurun 69. 000 per mm3, seharusnya 100.000-300.000 per mm3.

“Jadi bukan karena vaksin, tapi dia kebetulan DBD,” kata Ali.

Menurut Ali, oleh dokter di rumah sakit dia ditanyai ternyata DBD itu sudah berlangsung 6 hari. Pada hari ketuhjuh dia mimisan dan muntah kecokelatan. “Sampai di rumah sakit diovservasi 6 jam kalau tak salah saya dan muntah darah kalau tak salah saya hampir satu gelas,” kata Ali.

Selanjutnya, katanya, oleh Dokter Johan dirujuk ke RS Mitra Sejati di Medan. “Kalau tak salah jam 18.00 sore Sabtu itu juga dibawa ke Medan dan saya dapat kabar Hari Minggu meninggal dunia,” katanya.

Begitu ada laporan dari RS Hadi Husada langsung pihaknya melakukan fogging. “Sampai saat ini kita cuma mendapat laporan dari RS Bakti Husada kena DBD,” katanya.(Vin)

Mungkin Anda juga menyukai