CALEG GOLKAR

AHY dan Sri Mulyani Masuk Bursa Cawapres Jokowi, PPP Mengkritik, Romy Elektabilitasnya Rendah

Wakil Ketum PPP Arwani Thomafi

JAKARTA (medanbicara.com)- Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sri Mulyani diunggulkan sebagai cawapres untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). PPP langsung mengkritik. PPP yang mengaku telah memiliki kriteria ideal cawapres untuk Jokowi di pilpres 2019 nanti, mempertanyakan apakah dua sosok itu memenuhi kriteria tersebut.

“Mukernas PPP pertengahan April lalu di Semarang telah memutuskan kriteria ideal sosok cawapres Jokowi versi PPP yakni memenuhi syarat menurut Islam, memiliki kompetensi dan integritas yang aspiratif, bersikap santun, santri, berilmu, dan berjiwa ulama, serta peduli pada rakyat kecil. Nanti tinggal dilist saja, apakah figur AHY dan Bu Sri Mulyani sesuai dengan kriteria PPP tersebut,” kata Wakil Ketua Umum PPP, Arwani Thomafi kepada wartawan, Kamis (3/5/2018) malam.

Arwani menyatakan hasil survei tersebut adalah hal yang biasa. Temuan itu pun bakal menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sikap politik.

“Hasil riset politik tersebut hal yang biasa saja, terlebih menjelang pelaksanaan pilpres 2019.
Naik turun popularitas dan elektabilitas seorang tokoh hal yang lumrah. Temuan tersebut tentu akan menjadi rujukan dalam menentukan pengambilan sikap politik,” ucapnya.

Selain itu, Sekjen PPP, Arsul Sani mengatakan survei merupakan hal yang dinamis dan bisa berubah seiring waktu. Ia pun menyatakan penentuan cawapres lebih tergantung pada pilihan Jokowi dengan mendengarkan masukan dari parpol pendukungnya.

“Soal cawapres ini pada akhirnya akan lebih tergantung pada pilihan pak Jokowi dengan mendengarkan pendapat dari parpol-parpol tersebut. Hasil survei tentu dilihat, tapi PPP meyakini tidak akan menjadi pertimbangan utama apalagi kalau elektabilitas pak Jokowi naik dan menembus batas angka psikologis 60%,” ucap Arsul.

Di Sumut billboard besar Ketua Umum PPP Romahurmuziy sudah berdiri. Lihat saja arah menuju Bandara Kualanamu dari arah Tanjungmorawa. di sana terpajang gambarnya dengan motto, kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas.

Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia merilis survei soal elektabilitas cawapres untuk Jokowi. Hasilnya, AHY dan Sri Mulyani unggul dibanding nama lain.

"AHY unggul 16,3%, sementara Anies Baswedan 13,0%, disusul Gatot Nurmantyo dengan perolehan 7,0%, Sri Mulyani 6,1%, Mahfud MD 5,0%, Ridwan Kamil 3,9%, Tito Karnavian 2,9%, dan Muhaimin Iskandar dengan segala kerja politiknya yang sangat penuh percaya diri itu, dan kata Pak Jokowi, billboard-nya mengalahkan Asian Games, dapat 2,6%," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya, di kantor Indikator Politik Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018).

"Pak Budi Gunawan mendapat perolehan 1,8%, Puan Maharani 1,6%, Chairul Tanjung 1,5%, Ahmad Heryawan 1,3%. Ketumnya Mas Bambang (Bambang Soesatyo), Airlangga Hartarto, mendapat perolehan 1,2%, Din Syamsuddin 1,0%, Moeldoko 0,8%, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memperoleh 0,6%, Presiden PKS Sohibul Iman 0,2%, sedangkan Ketua Umum PPP Romahurmuziy memperoleh 0,2%, dan Jimly Asshiddiqie mendapat 0,1%," lanjutnya.

Kemudian, untuk simulasi yang dilakukan dengan 11 nama, nama AHY kembali mengungguli nama lain. Di bawah AHY, nama Sri Mulyani memperoleh 10,5% suara, Mahfud MD 8,4%, Tito Karnavian 5,7%, Muhaimin Iskandar 4,0%, dan Chairul Tanjung 3,5%. (dtn)

Mungkin Anda juga menyukai