CALEG GOLKAR

Mahasiswa Singapura Kunjungi RBLS di Kabupaten Karo, Ini Misinya…

Mahasiswa Singapore didampingi Volunteer RBLS melakukan aksi kutip sampah di kawasan gunung Sibayak Tanah Karo. (ogo)

BERASTAGI (medanbicara.com)-22 mahasiswa dari National University of Singapore berkunjung ke Tanah Karo khususnya mengunjungi Lembah Sibayak dan kawasan Tahura Bukit Barisan Berastagi, Sabtu (03/08/2019). kedatangan mereka selain untuk melakukan Program Community and environment services juga untuk melihat dari dekat kultur budaya adat karo serta pertanian di Kabupaten Karo.

Kunjungan dilakukan selama 12 hari mulai dari tanggal 21 Juli hingga 02 agustus 2019 dengan berbagai agenda kegiatan diantaranya, belajar bertani, belajar lebah madu, mengajar anak-anak Lembah Sibayak, membuat meja belajar untuk Rumah Baca Lembah Sibayak (RBLS) dan untuk Rumah Anak Sibayak Simalem (ASISI) masing-masing 50 unit.

Selain itu mereka mengunjungi Rumah adat Karo di desa Lingga, museum lingga, mengunjungi danau Toba, dan melakukan aksi bersih sampah di gunung sibayak, dan menanam pohon di Taman Pendidikan Konservasi (TPK) dalam kawasan Tahura Bukit Barisan.

Mohd Tahar dari IUVA GLOBAL selaku fasilitator rombongan mengatakan, kunjungan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga negara serumpun serta membangun kepedulian anak-anak di Singapura agar lebih peduli pada negara tetangga serta bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada anak-anak muda Singapura dalam melayani masyarakat dan membangun kepedulian terhadap lingkungan.

Selama 12 hari tersebut, para mahasiswa mengikuti berbagai kegiatan yang tentunya sangat sulit bisa di lakukan di negaranya. Mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal terutama anak-anak di lembah sibayak. Kegiatan ini juga dipandu langsung oleh warga doulu yang merupakan relawan di rumah baca Lembah Sibayak.

Pada akhir kunjungan untuk di lembah sibayak mereka membagikan 100 meja belajar untuk anak-anak dan melakukan kegiatan pertunjukan seni dan budaya diantaranya tari-tarian silat, dan bermain dengan anak-anak. Sementara anak-anak Lembah Sibayak juga menampilkan tarian dan musik tradisional Karo.

Arie selaku volunteer leader mengatakan, Rumah Baca Lembah Sibayak memang memiliki program Volunteering dan membuka seluas-luasnya kepada siapa saja untuk berbagi keahlian dan kecakapan kepada anak-anak di sini. " Kita mencoba memfasilitasi jika ada yang ingin berbagi, rumah baca lembah sibayak menjadi seperti jembatan penghubung kepada dunia yang lebih luas," tuturnya.

"Kehadiran mahasiswa Singapura seperti ini tentu sebuah kesempatan baik untuk kita dan masyarakat dalam membuka jaringan yang luas dan memberikan kesempatan bagi anak-anak dan masyarakat untuk berani berkomunikasi langsung dengan masyarakat diluar Indonesia. Sebagian anak-anak juga bisa langsung berlatih berbahasa Inggris dengan mereka. Tentunya hal ini sangat membantu, karena bahasa Inggris merupakan bahasa global dan komunikasi dunia," katanya. (ogo)

Mungkin Anda juga menyukai