Petani Gigit Jari, Abetnego Tarigan Tolak Impor Wortel

Karo (medanbicara.com) – Puluhan petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Wortel Tanah Karo menggelar diskusi terkait sejumlah persoalan hasil tani wortel yang terjadi.

Kegiatan diskusi berlangsung secara hybrid di Desa Surbakti pada Rabu, (07/08/2024). Diskusi yang berlangsung dan diterima langsung oleh Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Abetnego Tarigan ini mengungkapkan sejumlah keluhan dari petani.

Salah satunya terkait kebijakan pemerintah yang membuka keran impor wortel. Kebijakan tersebut dinilai akan memberikan dampak negatif yang besar bagi pertanian di Indonesia secara khusus di Tanah Karo. “Selain itu, minimnya permintaan wortel hingga anjloknya harga membuat kami (petani) semakin was-was,” ungkap Asosiasi Petani Wortel Karo Ratno Ginting kepada Jangkau Indonesia.

Ratno Ginting juga menyebutkan temuannya di pasar tradisional dan supermarket di kota-kota besar di Jawa kini dibanjiri wortel impor. “Terutama wortel impor dari China. Kami mempertanyakan alasan pemerintah membuat kebijakan tersebut,” tukasnya.

Karo Penghasil Wortel Berkualitas Seperti diketahui, Kabupaten Karo tidak hanya dikenal sebagai penghasil buah-buahan, tetapi juga sebagai salah satu produsen sayuran terbaik di Indonesia. Hasil pertaniannya, termasuk sayuran, sudah terkenal luas. Kebijakan impor ini sangat merugikan petani dan pengusaha lokal yang selama ini mengirimkan wortel terbaik mereka ke berbagai wilayah di Indonesia.

Wortel khas Kabupaten Karo, dengan ciri-ciri buah yang besar dan manis, telah dinikmati oleh konsumen dan pasar hingga ke Pulau Jawa, tidak hanya di Sumatera Utara. “Jadi jelas, kami menolak dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang mengeluarkan izin impor wortel di tengah banyaknya produksi wortel lokal berkualitas dan tentunya bisa memenuhi kebutuhan pasar,” jelas Ratno. Asosiasi Petani Wortel Tanah Karo juga mempertanyakan langkah nyata yang akan di buat pemerintah atas wortel impor yang sudah masuk dan yang akan masuk ke Indonesia.

“Setelah menindaklanjuti pokok permasalahan yang telah di utarakan di audiensi ini, kami juga menginginkan adanya solusi yang tepat sasaran dari pemerintah, khususnya kementrian terkait,” sebutnya. Asosiasi petani wortel karo berharap agar wortel impor segera di berhentikan, dan memohon bantuan pemerintah agar wortel lokal indonesia dapat di ekspor. Menyikapi hal tersebut Deputi II KSP menyampaikan diperlukannya pemantauan dan pendalaman atas data-data impor yang ada oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. “Perlu dilakukan pendalaman. Rencana Kementerian Perdagangan untuk tidak memberikan ijin impor lagi, saya kira perlu disegerakan,” tegas Abetnego Tarigan.(rel).

Mungkin Anda juga menyukai