Randiman Tarigan Diperiksa KPK
MEDAN (medanbicara.com) – Sekretaris DPRD Sumut, Randiman Tarigan, menjadi salah satu dari 19 dari anggota dan mantan dewan periode 2009-2014 yang diperiksa penyidik KPK pada pemeriksaan hari kedua, masih di Aula Benteng Huraba Mako Brimob Sumut, Jalan KH Wahid Hasyim Medan, Selasa (15/9).
Ke-18 anggota dan mantan anggota DPRD Sumut lainnya masing-masing, Arifin Nainggolan, Meilizar Latif, Nurhasanah, Layari Sinukaban, Tiaisah Ritonga, Hasbullah Hadi, Ida Budi Ningsih, Ristiawati, Palar Nainggolan (Partai Demokrat).
Kemudian, Fadly Nurzal, Rizal Sirait, Bustami HS, Ali Jabbar Napitupulu (PPP). Dermawan Sembiring, Tohonan Silalahi, Murni Munte (PDS). Andi Arba (PKS) dan Rahmiana Deliana Pulungan (PPRN).
Salah seorang yang diperiksa yakni mantan anggota DPRD Sumut Fraksi PPP yang saat ini duduk menjadi legislator di Senayan sebagai anggota DPD RI, Rijal Sirait, usai menjalani pemeriksaan mengaku diperiksa oleh tim penyidik KPK dari pukul 10.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB dengan materi pertanyaan tentang Interpelasi dan APBD.
"Saya ditanya 7 pertanyaan dengan materi pertanyaannya terkait interpelasi dan APBD," ujarnya.
Apakah ada indikasi suap pada proses Interpelasi? Rijal mengaku, Interpelasi dipertanyakan penyidik KPK karena adanya buka dan tutup pada proses Interpelasi dan bukti tanda tangan. Namun, dia tidak merinci terkait tandatangan apa yang menjadi temuan KPK itu.
"Interpelasi itu ada empat kali. Masa periode saya (2009-2014, red) saja sebanyak tiga kali dan masa yang sekarang (2014-2019, red) sekali," ucapnya.
Kembali ditegaskan soal indikasi suap itu, pria yang selalu mengenakan kopiah putih ini membenarkan, jika indikasi itu ada.
"Saya rasa ada arahnya ke sana. Tadi saya ditanya apakah ada menerima suap? Saya bilang tidak," terangnya.
Senada dengan rekan sefraksinya di PPP, Bustami HS juga menyatakan, pemeriksaan penyidik KPK itu terkait persoalan pengajuan hak Interplasi terhadap Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) nonaktif Gatot Pujo Nugroho. (koko)
