Gala Premier “La Lebay” Dapat Apresiasi
MEDAN (medanbicara.com) – Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya film karya anak Medan “La Lebay” diputar untuk pertama kalinya di hall Amaliun Food Court Medan, Kamis (21/4) lalu.
Film yang diproduksi secara indie oleh komunitas Uphill Society berkolaborasi dengan Matoopani Production dan Anggir Multicinema serta diukung sepenuhnya oleh Dunia Melancong ini mengusik penasaran publik.
Selain mengangkat genre drama komedi, film yang ditulis dan disutradarai oleh Djenni Buteto ini mengambil lokasi dan talent Medan.
Jadi terasa unik karena tayang perdana ini di tengah heboh penertiban papan papan reklame di Kota Medan oleh Pemko Medan. Seperti diwartakan terdahulu, cerita La Lebay berlatar kehidupan kerja di sebuah perusahaan advertising yang sedang berkembang pesat di Medan.
Pemutaran film (screening) ini menyedot perhatian 260 penonton yang membeli tiket masuk. Di antara penonton tampak tokoh pers HM Yazid, kalangan jurnalis perempuan, aktivis LSM, seniman, dan pengusaha.
“Ini bentuk apresiasi kami kepada talent lokal, sebagaimana selama ini kami selalu mendukung bentuk kreativitas anak muda di bidang seni dan budaya,” ungkap pimpinan Amaliun Food Court (AFC) Helmy Adiputra tentang keikutsertaaan AFC dalam penayangan perdana film ini, Minggu (24/4).
Undangan masuk gala premier film La Lebay terjual habis sehari sebelum pemutaran. Meski masih memiliki banyak kelemahan dari sisi sinematografis, namun semangat yang muncul dari pendukung produser dan pendukung film La Lebay patut diapresiasi tinggi.
“La Lebay diharapkan akan menularkan kuantitas dan kualitas karya film buatan anak Medan ke depan yang bisa berbicara pula di tingkat nasional,” ungkap Nabila, 28, seorang penonton yang juga penggemar film Indie.
Membalik sejarah perfilman Medan, pada era 70-an Kota Medan merupakan salah satu basis pembuatan film layar lebar komersil seperti Butet, Setulus Hatimu, Di Batas Impian, Pencopet, dan lainnya.
Para pemain dan pendukung film tersebut dari talent Medan dan bintang film sohor dari Jakarta. Film film produksi di Medan itu pun diedarkan secara nasional dan sukses secara bisnis. (koko)