CALEG GOLKAR

Jenazah Sekeluarga Korban Pembunuhan di Bekasi Dibawa ke Pangururan Samosir, Ini Pesan Pendeta…

Jenazah satu keluarga korban pembunuhan di Bekasi dibawa ke Samosir. (dtn)

BEKASI (medanbicara.com)- Prosesi adat jenazah satu keluarga korban pembununah di Bekasi selesai dilakukan. Jenazah akan dibawa ke Samosir, Sumut, untuk dimakamkan.

Peti jenazah satu keluarga korban pembunuhan, yakni Diperum Nainggolan, Maya Ambarita, Sarah (9), dan Arya (7), ditutup pada pukul 10.57 WIB di rumah duka Gereja Oikumene Lahai Roi, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2018).

Rangkaian prosesi adat dilakukan dengan pernyataan perwakilan keluarga besar, khotbah pendeta, doa, dan diakhiri penutupan peti jenazah.

Selanjutnya, pada pukul 11.28 WIB, 4 peti jenazah dibawa dengan mobil ambulans dari rumah duka. Jenazah akan dibawa menggunakan pesawat, lalu dimakamkan pada Kamis (15/11/2018) hari ini.

“Langsung ke Pangururan Samosir dan dimakamkan di sana di kampung halaman orang tuanya,” kata keluarga korban, Farel Nainggolan Lumbanraja.

Polisi masih menyelidiki kasus pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan di Bekasi, Jawa Barat. Dua belas saksi sudah diperiksa terkait kasus tersebut.

“Yang sudah di-BAP dua, yang sudah diinterogasi, dimintai keterangan 10,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono secara terpisah.

Saksi yang diperiksa adalah keluarga korban dan tetangga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Keterangan dari para saksi itu masih dievaluasi polisi.

Usai prosesi adat, ibadah dilakukan pihak keluarga besar korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi. Pendeta Ressort gereja HKBP Jatisampurna Pdt Pangondian Siahaan mengingatkan agar keluarga tidak balas dendam kepada para pelaku melainkan menyerahkan proses hukum kepada aparat kepolisian.

“Pembalasan bukan domain manusia. Itu adalah hak Tuhan Allah. Allah yang berhak yang menghakimi manusia,” kata Pdt Pangondian, di rumah duka di kompleks Gereja Oikumene Lahai Roi, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2018). HKBP Jatisampurna, Bekasi, merupakan tempat para korban beribadah.

Pdt Pangondian mengatakan, dendam tidak akan memberikan keselamatan bagi manusia.

“Dendam selalu melahirkan kebencian yang baru, peperangan yang baru dan tidak akan berkesudahan,” ucapnya.

Dia meminta keluarga besar korban tetap tegar dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada penanganan aparat kepolisian. Dia yakin Tuhan juga akan memberikan keadilan.

“Tuhan akan menegakkan keadilan bagi orang-orang yang tertindas, bagi orang-orang yang dirampas hak-haknya. Kepada keluarga Nainggolan, Ambarita, sebagai umat Tuhan Allah mari menjadi warga negara yang baik, percaya pada kinerja kepolisian, pada hukum,” imbuhnya.

Dalam doanya, Pdt Pangondian mendoakan agar polisi bisa segera menangkap para pelaku yang terlibat. Dia juga mendoakan agar keluarga mendapatkan penghiburan, tabah dan tidak larut dalam kesedihan. Selain itu, dia juga mendoakan agar proses pemberangkatan jenazah siang nanti ke Pangururan, Samosir, Sumatera Utara, berjalan dengan lancar.

Sebelumnya diketahui bahwa Diperum Nainggolan ditemukan tewas bersama istrinya, Maya Boru Ambarita, dan dua anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).

Ada luka bekas senjata tajam di leher Diperum dan istrinya. Sedangkan dua anaknya diduga kehabisan oksigen karena dibekap pelaku. (dtn)

Mungkin Anda juga menyukai