Dinkes Asahan-FKM UINSU MoU Tekan Malaria
KISARAN (medanbicara.com)-Sebagai salah satu upaya menekan angka kasus penyakit malaria dan mempertegas komitmen pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Asahan menjalin kerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FKM-UINSU).
Nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani Kadinkes Asahan, dr Aris Yudhariansyah MM dan Dekan FKM UINSU, Azhari Akmal Tarigan, di Kantor Dinkes Asahan, tanggal 8 Juli 2019 lalu.
"MoU ini merupakan bentuk keseriusan Dinkes Asahan untuk membangun Kabupaten Asahan khususnya di bidang kesehatan. Kami berharap melalui kerja sama dengan FKM UINSU di bidang kesehatan, Kabupaten Asahan berkembang cepat," ujar Aris Yudhariansyah melalui pesan Whats App, Selasa (16/07/19).
Dikatakan, kerja sama dimaksud juga bertujuan mensinergikan misi FKM UINSU, menciptakan pembangunan kesehatan masyarakat wilayah pesisir. Menurutnya visi tersebut saling berkaitan dengan Visi Pemkab Asahan, yaitu mewujudkan masyarakat Asahan yang religius, sehat, cerdas dan mandiri.
"Kami terus berkomitmen menurunkan kasus malaria di Asahan, dengan konsep Health Promotion dan pemberdayaan masyarakat. Sebab wilayah Asahan dengan garis pantai 30 km², merupakan endemi malaria," ungkap Aris.
Dikatakan lagi, Pemkab Asahan melalui Dinas Kesehatan Asahan pada 2014-2016 meraih penghargaan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, atas upaya dan komitmen dalam menurunkan kasus malaria hingga 75 persen. Dinkes Asahan terus konsisten melakukan Implementasi dari penghargaan itu.
Masih menurut Aris, tiga tahun belakangan (2016-2018), angka kasus malaria terus menunjukkan trend menurun di Kabupaten Asahan. Di tahun 2016 terdapat ada 688 kasus, 2017 menurun menjadi 469 kasus dan pada tahun 2018 turun lagi menjadi 217 kasus. "Melalui kerja sama dengan FKM UINSU ini, angka kasus malaria di Kabupaten Asahan mendatang juga akan semakin menurun," katanya.
Sementara Dekan FKM UINSU, Azhari Akmal Tarigan, menyambut baik MoU yang terlaksana dengan Dinkes Asahan. Dikatakan, itu sesuai dengan visi dan misi pihaknya yakni unggul dalam mewujudkan masyarakat pembelajaran di bidang kesehatan di wilayah masyarakat pesisir.
Dijelaskan, PBL FKM UINSU kali ini fokus pada persoalan masyarakat pesisir yang begitu kompleks, mengingat pesisir merupakan wilayah mempunyai kemampuan daya urai yang sangat terbatas. Sehingga masyarakat sekitar rentan terkena penyakit.
"Kehadiran mahasiswa PBL FKM UIN-SU setidaknya mampu mengurangi persoalan tersebut, disamping menambah khazanah Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya berbasis penelitian di wilayah pesisir," ujarnya.
Dijelaskan lagi, sebagaimana telah direncanakan, PBL mahasiswa FKM UIN-SU akan dimulai pada 22 Juli 2019 di Asahan, Batu Bara dan Kota Tanjungbalai. Sebelumnya, MoU yang sama juga sudah dijalin dengan Pemko Tanjungbalai.
Menurutnya, Dinkes Asahan menjadi salah satu lembaga yang diajak kerja sama dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Kita merasa terbantu. Ini adalah kedua kalinya kerja sama UINSU setelah Dinas Kesehatan Langkat. Kita mengirimkan sekitar 150 mahasiswa untuk melakukan praktek belajar lapangan atau PBL," terang Azhari.
Tidak terlalu berbeda dengan penjelasan Kadinkes Asahan, Aris Yudhariansyah, Akmal menerangkan problem kesehatan masyarakat pesisir yang menjadi perhatian seperti soal gizi, sanitasi, serta merebaknya penyakit demam berdarah dan malaria. Nantinya, mahasiswanya akan ditempatkan di Puskesmas. Untuk kemudian mengikuti PBL, turun ke tengah masyarakat dengan mengikuti program Posyandu, 1.000 hari kelahiran dan lainnya.
"Saat ini kita memiliki lebih dari 1.000 mahasiswa. Melalui kerja sama ini, kita sekaligus mendapat masukan, untuk mewujudkan masyarakat pesisir yang sehat," tukasnya.(yas)
