CALEG GOLKAR

Victor Edison Simanjuntak Beri Sinyal Maju di Pilgubsu 2018

MEDAN (medanbicara.com) – Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dir Tipid Eksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak memberikan sinyal untuk maju di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 mendatang.

Sinyal ini terlihat dalam silaturahmi dengan sejumlah awak media di Medan, Minggu (3/4).

“Kalau diminta untuk maju saya siap, tapi kalaupun tidak ya saya akan tetap berbuat untuk Sumatera Utara (Sumut),” katanya.

Mantan Kepala Pusat Pendidikan (Kapusdik) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri ini menjelaskan, keinginannya untuk
ikut ‘berbuat’ di Sumut sudah sangat kuat mengingat saat ini Sumut banyak didera berbagai persoalan di pemerintahan.

Salah satunya, yakni berbagai kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pemimpin di Sumut, seperti Gubernur dan juga Walikota/Bupati.

“Korupsi jadi persoalan utama yang membuat provinsi ini tidak maju,”
ungkapnya.

Meski memberikan sinyal siap untuk maju di Pilgubsu mendatang, namun jenderal polisi bintang satu ini mengaku, sejauh ini belum secara serius menjajaki
partai politik yang akan dipakainya sebagai perahu.

Ia justru mengaku lebih menekankan kepada masyarakat untuk bersama-sama ikut membenahi Sumut agar menyadari betapa besarnya efek dari korupsi terhadap keterbelakangan Sumut.

Hal ini menurutnya akan otomatis membuat masyarakat akan menetapkan pilihannya kepada calon pemimpin yang
berkeinginan kuat untuk memberantas korupsi.

“Saya yakin dengan kerja keras melawan korupsi, Sumut bisa maju lebih pesat. Kita punya berbagai sumber daya dan kekayaan alam yang besar untuk itu,” ucap Viktor.

#Siap Mundur Kalau Terlibat Korupsi
Pejabat polisi yang mengungkap kasus korupsi mantan Direktur Utama (Dirut) Pelindo II Richard Joost (RJ) Lino ini juga sempat menuturkan, masyarakat Sumut harus jeli dan pintar. Khususnya dalam menyikapi prosesi Pilgubsu 2018 mendatang.

“Mau memberikan pendidikan yang benar, jangan terbuai dengan uang yang ditawarkan kandidat-kandidat calon. Karena hal ini untuk masa depan. Jadi, masyarakat harus memilih sosok yang bisa memberi kesejahteraan. Hapuskan istilah Sumut, semua urusan dengan uang tunai. Sumut bisa dibangun, punya banyak potensi, pariwista, perkebunan dan bidang lainnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumut, misalnya Rp12 triliun. Itu kecil sekali. Sumut bisa maju, kalau dipimpin orang yang tulus. Caranya, hajar korupsi sekecil-kecilnya.
Masyarakat jangan terlena dengan uang yang kecil Rp200-Rp300 ribu untuk membeli suara," paparnya.

Dia menyebutkan, sosok pemimpin yang baik itu adalah sosok visioner, bukan sosok yang hanya berorientasi kepentingan dan keuntungan pribadi.

"Kalau dihendaki, saya mau di dalam (pemerintahan). Siapapun yang memimpin Sumut ini, jangan hanya untuk kepentingan pribadi, mencari keuntungan pribadi dan lainnya. Sumut ini tidak akan maju karena korupsi. Jadi, korupsi itu harus diberantas sampai ke akar-akarnya," tandasnya lagi.

Dia juga sempat menegaskan, bila nantinya dia bisa menjadi Gubernur Sumut, maka dia siap mundur kalau dirinya terlibat kasus korupsi.

"Kalau saya jadi pimpinan, saya korupsi. Saya turun. Saya punya moral. Saya yakin bisa memberantas korupsi, asal didukung semua rakyat," pungkasnya. (koko)

Mungkin Anda juga menyukai