CALEG GOLKAR

Perempuan Diharapkan Jadi Agent Of Development

Suasana pelatihan peningkatan pendapatan keluarga bagi pelaku ekonomi keluarga /eko fitri

MEDAN (medanbicara.com)-Perempuan merupakan agent of development yang perannya sangat dibutuhkan dalam perkembangan perekonomian terutama peningkatan ekonomi keluarga. Sayangnya, edukasi dan pemahaman tentang peluang untuk mendapatkan pendapatan yang lebih kurang diberikan kepada para perempuan-perempuan didaerah.

“Untuk itulah, kita selaku pemerintah provinsi Sumut menggelar pelatihan tentang peningkatan pendapatan keluarga bagi perempuan pelaku ekonomi keluarga. Kita harapkan dengan adanya pelatihan ini, perempuan benar-benar menjadi agent of development,”kata Gubernur Sumatera Utara (Sumut), T Erry Nuradi melalui Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nurlela saat membuka pelatihan peningkatan pendapatan keluarga bagi pelaku ekonomi keluarga di Hotel Four Point, Medan, Rabu (13/12).

Dikatakan Nurlela, agent of development yang dimaksudkan adalah perempuan merupakan aset dan potensi yang besar untuk mengurangi angka kemiskinan, mewujudkan pembangunan, perdamaian dan keamanan.

“Jika perempuan diberdayakan, maka akan sangat efektif bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Namun, untuk mengatasi masalah ini, pemerintah tidam bisa bekerja sendirian. Tapi semua pihak, termasuk dunia usaha dan lembaga-lembaga terkait,”katanya.

Menurutnya, keberdayaan perempuan dibidang ekonomi merupakan salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Namun, pekerjaan perempuan dalam sektor informal dianggap tidak bernilai ekonomi atau bernilai ekonomi sangat rendah, karena perempuan yang bekerja dianggap sebatas pencari nafkah tambahan, bukan pencari naflag utama.

“Ekonomi mustahil berkembang tanpa melibatkan perempuan sebagai agen atau bagia dalam perhitungan ekonomi. Hal ini menunjukkań bahwa ekonomi tidak bisa berkembang tanpa perempuan dan ekonomi perempuan sangat berperan dalam menumbuhkan ekonomi keluarga,”tuturnya.

Dalam upaya pengentasan kemiskinan lanjut Nurlela, pemerintah melalui kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak telah melakukan langkah sinergitas kordinasi dan jejaring kerjasama dengan lembaga terkait seperti, program terpadu P2WKSS (Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera) yang memberikan perhatian khusus kepada kelompok keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

“Program tersebut penggeraknya masyarakat perempuan dan sangat strategis dalam rangka mengembangkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam serta lingkugan,”ujarnya.

Pelatihan menghadirkan narasumber Dr Syahril Efendi dari Fakultas Ilmu Komputer dan Tekhnologi Informasi Unversitas Sumatera Utara (USU) yang menyampaikan materi tentang pengembangan komunitas UMKM perempuan berbasis elektronik.

“Saat ini, yang perlu diubah adalah pemikiran kita yang awalnya membiasakan yang benar menjadi membenarkan yang biasa dilakukan. Persaingan dunia usaha saat ini semakin tajam. Sudah saatnya kita berubah, tidak hanya melakukan pemasaran dari tatap muka saja, tapi juga sudah memikirkan penjualan melalui digital,”kata Syahril Efendi.

Sementara itu, Ketua Badan Kordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Sumut, Kemalawati, mengungkapkan, memang saat ini kita sudah terkalahkan dengan digital. Jadi, yang perlu dilakukan adalah bagaimana caranya pelaku UKM kecil bisa memanfaatkan digital melalui penjualan online.

“Ekonomi lemah bisa menghasilkan dan menopang kehidupan keluarga. Ini cikal bakal kita kedepan,”pungkasnya. (eko fitri)

 

 

 

Mungkin Anda juga menyukai