CALEG GOLKAR

Ngeri! Emak-emak Diarak, Ditelanjangi Lalu Diikat, Mau Nolong Anak Gadisnya Dipukuli, Rumahnya Dirusak

Bibir Siliyana Angelita Manurung bengkak ditinju warga dan rumahnya yang dihancurkan massa. (Facebook/angelita.cmaoenyuquiqu)

MEDAN (medanbicara.com)– Dituduh mencuri sepatu, seorang ibu yang telah menua diarak massa hanya mengenakan pakaian dalam dan diikat seperti binatang. Saat anak gadisnya menolong, ia malah ditinju.

Tak cuma itu, warung tuak dan rumahnya di Jalan Jermal 15, Keramat Indah, Medan, juga dihancurkan serta diancam akan diusir dari kampung. Peristiwa persekusi ini viral setelah diunggah anak gadis korban, Siliyana Angelita Manurung ke Facebook.

Seperti dilihat Kamis (13/9/2018), pada postingan pertama. Siliyana mengunggah gambar rumah dan warungnya yang dihancurkan massa, serta menunjukkan foto bibirnya yang bengkak karena dua dipukul salah seorang warga yang menangkap dan mengarak ibunya.

“Hari ini saya sebagai warga indonesia menanyakan dimana kedilan itu.. saya hanya anak dari keluarga tidak mampu yg dianiaya.. kemana masyarakat indonesia yang cinta kedamaian.. lihat si pemilik mobil putih yg menganggarkan harta dan premanisme nya menganiaya seorang anak gadis yg hanya ingin membela seorg ibu nya .. bagaimana mereka yg memakan uang rakyat ?? lalu apa bedanya kami yg justru melakukan sebuah kekeliruan kecil yg di besar2kan kami, dan menambah fitnah.

saya harap buat saudara2 smua yg melihat postingan saya, meluangkan waktu untuk menshare kisah seorang anak yg ingin menyelamatkan ibu nya,” tulis Siliyana. Postingan ini telah dibagikan 1.200 kali dan dikomentari 642 warganet yang mengecam aksi main hakim sendiri tersebut.

Di postingan kedua, Siliyana mengunggah video testimoninya saat ia dan ibunya dipersekusi massa. Ada tiga video yang diunggahnya, yang terpanjang berurasi 9 menit lebih. Video tersebut telah dibagikan 5.200 kali dan dikomentari 437 warganet.

Dalam video itu Siliyana mengungkapkan kronologis persekusi yang dilakukan massa. Dia mengatakan, kasus itu berawal dari seorang pemuda bernama Bashir yang menjual sepatu kepada ibunya. Awalnya ibunya menolak, namun karena Bashir mengaku belum makan, dan uang penjualan sepatu itu untuk membeli nasi, ibu Siliyana pun membeli sepatu itu.

Saat Siliyana sedang tidur, ia dibangunkan tetangganya yang mengatakan, ibunya ditelanjangi dan diarak warga karena dituduh mencuri sepatu. Sebagai seorang anak, lanjut Siliyana, ia berusaha menolong sang ibu. Namun justru ia dianiaya. Dengan pilu, ia melihat ibunya diikat dan diarak ke lapangan tanpa pakaian.

Kasus persekusi dan penganiayaan ini kemudian dilaporkan ke Polrestabes Medan. Saat dikonfirmasi wartawan, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Putu Yuda Prawira mengatakan, laporan korban telah diterima pihaknya dan sedang ditindaklanjuti. (msc)

Mungkin Anda juga menyukai