CALEG GOLKAR

Dor..! Abang Beradik Yang Habisi Janda Penjual Kopi Ditembak, Pakai Hijab Korban Larikan Kereta dan Emas Korban…

Dua tersangka pelaku, Agus Salim alias Bunyek (26) dan abangnya Rustam Affandi (34), masing-masing ditembak pada kedua kakinya. (mdc)

BATUBARA (medanbicara.com)– Polisi akhirnya mengungkap misteri perampokan dan pembunuhan janda pemilik warung kopi di Pagurawan, Kecamatan Medang Deras, Batubara. Dua tersangka pelaku, Agus Salim alias Bunyek (26) dan abangnya Rustam Affandi (34), masing-masing ditembak pada kedua kakinya.

Kapolres Batubara, AKBP Robinson Simatupang SH MHum didampingi Wakapolres, Kompol Herwansyah Putra SH dan Kasat Reskrim, AKP Pandu Winata SH SIk MH memaparkan kedua tersangka dan barang bukti pada konferensi pers di Mapolres Batubara, Jumat (8/3/2019) pagi.

Kedua maling yang akhirnya membunuh Nuraidah (50) itu diringkus dari tempat persembunyian mereka di Barak Okim, Dusun Kayu Api Desa Kota Pait, Kecamatan Tualang Mandau, Bengkalis, Provinsi Riau.

“Penangkapan kedua tersangka berawal dari informasi masyarakat yang mengatakan melihat sepedamotor milik korban di rumah Fahmi (28), di Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Selasa (5/3/2019),” kata Robinson.

Berbekal informasi tersebut, tim gabungan Polres Batubara dan Polsek Medang Deras langsung menuju kediaman Fahmi. Di sana polisi akhirnya menemukan sepedamotor Honda Vario BK 5608 OAB milik Nuraidah.

Kepada petugas, Fahmi mengaku membeli sepedamotor tersebut seharga Rp3 juta dari Agus Salim. Dari keterangan Fahmi, polisi melakukan pengejaran ke Langkat dan Riau. Kedua tersangka akhirnya berhasil diciduk dari Bengkalis, Provinsi Riau, Rabu (6/3/2019) dini hari.

Kepada petugas, Agus Salim mengaku melakukan tindak kejahatan itu bersama abangnya Rustam Affandi. Dia juga mengaku telah membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum membobol kediaman sekaligus warung milik Nuraidah.

Kebiasaan Nuraidah yang selalu bangun menjelang subuh menjadi patokan Agus Salim alias Bunyek dalam melakukan pencurian tersebut. Pria itu bersembunyi di belakang rumah Nuraidah sementara abangnya bersembunyi di balik pohon pisang.

Begitu wanita tersebut membuka pintu belakang rumahnya, Bunyek pun secepatnya menyerang Nuraidah hingga terhempas.

“Setelah korban terbaring, tersangka Agus Salim ini segera mencekik leher dan memukuli wajah serta kepala korban. Karena korban melakukan perlawanan dengan mencakar leher dan wajah tersangka, tersangka kemudian meraih batu gilingan lalu memukulkan ke wajah korban hingga korban tidak berdaya,” jelas Robinson.

Setelah Nuraidah terkapar, Agus Salim kemudian beranjak membuka pintu depan agar abangnya Rustam dapat masuk ke dalam rumah.

Rustam pun masuk dan ternyata melihat Nuraidah masih bergerak. Pria itu kemudian mengambil sebilah gunting dari steling lalu menghujamkannya ke leher dan kepala bagian belakang wanita itu.

Setelah memastikan Nuraidah tewas, Agus Salim kemudian mengambil 4 buah cincin dari tangan janda tersebut, sementara Rustam Affandi kembali bersembunyi di balik pohon pisang.

Bunyek kemudian mengenakan jilbab milik Nuraidah untuk mengelabui warga lalu mengeluarkan sepedamotor Honda Vario dari dalam rumah.

Agus Salim yang sudah mengenakan jilbab kemudian dengan santai keluar dari pintu depan lalu menggembok pintu seraya menghidupkan mesin sepedamotor untuk menjemput Rustam Affandi yang bersembunyi di balik pohon pisang.

“Kedua tersangka selanjutnya kabur dan menjual cincin korban seharga Rp5 juta dan sepedamotor korban kepada Fahmi seharga Rp3 juta. Uang hasil kejahatan sebanyak Rp8 juta dibagi dengan rincian untuk Agus Salim sebanyak Rp4,5 juta dan sisanya Rp3,5 juta diambil Rustam Affandi,” beber Robinson lebih lanjut.

Kematian Nuraidah pertama kali diketahui Rahmida alias Rahmi–putri Nuraidah, bersama temannya Butet.

Rahmi mendatangi kediaman ibunya di Jalan Beringin, Kelurahan Pagurawan, Kecamatan Medang Deras karena curiga, karena rumah ibunya itu terlihat tertutup dalam keadaan tergembok dari luar.

Setelah menunggu beberapa saat, Rahmi coba menghubungi ibunya lewat telepon. Namun, meski suara panggilan terdengar dari dalam rumah, HP tersebut tak kunjung diangkat.

Rahmi coba melongok ke dalam rumah melalui lubang angin. Saat itu dia kaget melihat warung dalam keadaan berantakan. (mdc)

Mungkin Anda juga menyukai