CALEG GOLKAR

Aktivis HAM dan Advokat Walhi Tewas Karena Pendarahan di Kepala, Kecelakaan Atau Dibunuh, Lihat Fakta-faktanya…

Jenazah Godfrid saat akan diotopsi. (ant)

MEDAN (medanbicara.com)-Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan Advokat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Golfrid Siregar menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Minggu (6/10/2019).

Sebelumnya, ia sempat dikabarkan hilang sejak Rabu (2/10/2019). Korban ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di flyover Simpang Pos Jalan Jamin Ginting Padang Bulan, Kamis (3/10/2019) sekitar pukul 01.00 dini hari.

Ia ditemukan oleh tukang becak yang kebetulan melintas di sana. Oleh tukang becak tersebut kemudian korban dibawa ke RS Mitra Sejati lalu diarahkan untuk di tangani ke RSUP Haji Adam Malik.

Keterangan dari pihak Kepolisian menyatakan, bahwa Golfrid menjadi korban kecelakaan tabrakan lalu lintas. Namun Walhi Sumut menilai banyak kejanggalan dari peristiwa yang menimpa almarhum Golfrid. Berikut fakta-faktanya

1.Istrinya Minta Diusut Tuntas

Resmi Barimbing, hanya bisa terduduk lemas menunggu hasil otopsi suaminya, Golfrid Siregar. Berulangkali tangan kecilnya memijat kepalanya, sambil menyeka keringat yang mengucur di dahinya.

“Pusing kali kepalaku, dari semalam enggak ada istirahat,” ucapnya lirih saat diwawancarai wartawan di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Medan, Senin (7/10) malam.

Ia berharap, pihak Kepolisian segera mengusut tuntas kasus kematian suaminya. “Kami mau ini diusut tuntas, karena apa meninggalnya,” ucapnya.

2.Jenazahnya Diotopsi

Setelah sempat dibawa ke rumah duka di Kecamatan Tiga Dolok, jenazah Golfrid Siregar dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk diotopsi. Jenazah tiba di RS Bhayangkara Medan, Senin (7/10), pukul 19.00 WIB dengan menggunakan mobil ambulans.

Hingga saat ini, pihak keluarga korban masih berada di dalam kamar jenazah RS Bhayangkara Medan.

3.Pendarahan di Kepala

Pihak RSUP Adam Malik mengatakan yang bersangkutan sempat dioperasi karena mengalami pendarahan di bagian kepala. Kasubbag Humas RSUP Adam Malik Medan, Rosario Dorothy, Senin (7/10), mengatakan, setelah sempat diperiksa dan ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD), ternyata pasien statusnya emergency dan harus segera dilakukan operasi.

“Saat tiba, kondisi pasien sudah tidak sadarkan diri, dan pendarahan di bagian kepala yang cukup hebat,” katanya saat dikonfirmasi wartawan.

Pascaoperasi, lanjutnya, pasien dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) Pascabedah, namun kondisinya tetap tidak sadarkan diri. Mengenai apa penyebab kematian Golfrid Siregar, Rosario mengatakan karena faktor pendarahan di bagian kepala.

“Dari hasil pemeriksaan dokter, yang memberatkan ya karena itu, karena benturan di bagian kepala sehingga mengakibatkan pendarahan yang cukup hebat,” jelasnya.

4.Tetangganya Tak Yakin Tewas Karena Kecelakaan

Kematian Golfrid Siregar menimbulkan tanda tanya bagi para tetangganya. Pasalnya, keterangan dari pihak Kepolisian menyatakan, bahwa Golfrid menjadi korban kecelakaan tabrakan lalu lintas. Namun Walhi Sumut menilai banyak kejanggalan dari peristiwa yang menimpa almarhum Golfrid.

"Ginilah, kalau itu kecelakaan kenapa cuma di bagian kepala aja. Kalau orang kecelakaan biasanya badannya luka-luka. Kami enggak yakin itu kecelakaan," kata salah seorang tetangga korban, Wagidi saat dijumpai wartawan di depan rumah korban, Senin.

Hal senada juga disampaikan para tetangga lainnya. Mereka juga mengaku curiga atas kematian korban.

"Kami enggak yakin sih kalau itu kecelakaan. Dengar cerita tetangga yang lain juga gitu," ucap seorang wanita.

5. Lacak Pembicaraan di HP

Polisi menyatakan bakal mengecek pembicaraan dari nomor ponsel Golfrid.

"Hari ini juga kita akan mengecek pembicaraan korban selama beberapa hari belakang dari nomor handphone-nya," kata Kabid Humas Polda Sumatera Utara (Sumut) Kombes Tatan Dirsan Atmaja saat dimintai konfirmasi, Senin (7/10/2019).

Pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan dugaan penyebab tewasnya Golfrid. Sejauh ini polisi sudah memeriksa saksi-saksi dan olah TKP.

"Intinya, pihak kepolisian akan menyelidiki dan mengusut peristiwa di balik tewasnya Saudara Golfrid Siregar," sambungnya.

6. HP dan Laptop Hilang

Polisi mengatakan, berdasarkan olah TKP, laptop dan ponsel Golfrid dinyatakan raib.

"Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, itu laptop, dompet, sama handphone dia hilang," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja saat dimintai konfirmasi, Senin (7/10/2019).

Namun Tatan mengatakan polisi belum bisa menyimpulkan penyebab tewasnya Golfrid. Saat ini, keluarga mendiang Golfrid sudah membuat pengaduan.

"Kita masih berkoordinasi dengan keluarga apakah pihak keluarga mau diautopsi korban tersebut," ucapnya.

7. Tukang Becak Pengantar Korban Dicari

Polisi sedang mencari tukang becak yang mengantarkan Golfrid saat terkapar di flyover Jamin Ginting, Medan.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto menyebut tukang becak yang mengantar Golfrid merupakan orang pertama yang menemukan Golfrid terkapar di jalan. Golfrid diperkirakan ditemukan pada Kamis (3/10/2019) dini hari.

"Tukang becak ini mengantar korban ke Rumah Sakit Mitra Sejati," kata Eko, Senin (7/10).

Namun tukang becak itu tak sendirian. Dia dibantu dua orang lain yang ikut menggotong korban ke becak. Di RS Mitra Sejati, para pengantar menyerahkan korban ke perawat.

Tak lama kemudian ada dua orang lainnya yang datang mengantarkan sepeda motor korban.

"Kami juga sudah identifikasi CCTV-nya memang betul. Korban diserahkan ke perawat. Ada beberapa barang (korban) yang hilang antara lain, tas berisi laptop, dompet, cincin, termasuk handphone korban," ujar Eko.

"Jadi kami sudah cek TKP, cek CCTV dan sebagainya. Kita masih cari tukang becak yang mengantar. Karena dia yang tahu korban ditemukan di flyover atas atau di bawah," jelas Eko.

Eko mengatakan korban keluar rumah pada Rabu (2/10) sekitar pukul 17.00 WIB.

"Korban keluar dari rumah ke JNE. Kita juga masih cari tahu JNE mana, kemudian (pergi) ke daerah Marindal di sana ketemu orang. Dari situ korban kembali ke rumah. Di sini kita belum ketahui korban mungkin kecelakaan lalu lintas, mungkin dibunuh sebagainya," kata Eko. (ant/dtc/bbs)

Mungkin Anda juga menyukai