CALEG GOLKAR

Siswa SMA Dibekali Pengetahuan HIV Aids

Ilustrasi berantas HIV Aids/net

MEDAN (medanbicara.com)-Menyikapi permasalahan penyakit HIV/AIDS yang tiap tahun kasusnya mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan Sumatera Utara memberi pengetahuan yang komprehensif khususnya kepada remaja atau pelajar di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumut Agustama, saat launching pendidik sebaya bertingkat berkelanjutan  di SMA Negeri 4 Medan, Senin (6/11).

“Di Sumut yang urgen adalah tentang penurunan kasus HIV/AIDS, pengaruh buruk Narkoba dan Napza,” ujarnya

Sementara itu, Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) N.G.Hikmet menambahkan, tiap tahun kasus baru HIV tinggi di usia produktif yaitu 15-45 tahun lebih dari 80 persen. Usia 15 – 24 ada 30 persen.

“Diatas usia 25 sampai 40 beaar kemungkinan terinfeksi karena baru diketahui setelah 10 sampai 15 tahun,” katanya.

Dari hasil Survei Terpadu Biologis Perilaku (STBP) yang dilakukan Kemenkes RI, lanjut Hikmet, pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS tahun 2011 hanya 20 persen lebih, tahun 2015 turun menjadi 18 persen.

Karenanya, dibentuk program pendidik sebaya bertingkat berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan remaja yang selalu belajar bersama dengan teman temannya.

Sehingga lanjutnya, remaja memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS dan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktip (Napza) dan mampu membentengi dirinya dari pengaruh buruk tersebut.

“Program ini dibuat dengan nama we know, we health dan we happy artinya kita mengetahui apa itu HIV/AIDS dan menghindarinya sehingga kita sehat dan kita jadi gembira,” terang Hikmet.

Untuk melakukan komunikasi tambahnya, maka dibuat grup WhatsApp (WA) yang adminnya Dinkes Sumut bagi remaja yang sudah dididik dan dilatih. Admin akan menjawab semua pertanyaan dari grup. Diharapkan mereka menjadi agen perubahan menyampaikan pada teman sebayanya, keluarga dan lingkungan.

“Program pendidik sebaya ini juga dilaksanakan di SMA Negeri 12 Medan. Di grup WA ada kelompok dan kelompok ini mengembangkannya lagi dengan kawan kawannya. Kalau sudah ada 8 atau 10 orang yang direkrut mereka, maka dibuat kelompok atau grup edukator baru. Sehingga grup ini akan bertingkat dan terus berkelanjutan, diharapkan sampai ke kabupaten kota lainnya di Sumut,” jelasnya.

Adapun pelatihan yang sudah diberikan yaitu SMA 4 ada 8 siswa dan SMA 12 juga 8 siswa. Mereka diharapkan juga akan melatih teman temannya.

“Apalagi diprediksi 2020 sampai 2035 usia produktif di Indonesia tinggi. Kalau tak ditata dengan benar bisa jadi masalah besar dan jadi beban negara. Diharapkan jadi remaja yang sehat, berpengetahuan dan berkualitas,” tandasnya. (Fatimah)

 

Mungkin Anda juga menyukai