CALEG GOLKAR

Gunungsitoli Salah Satu Kota Kreatif di Indonesia

Penandatanganan Berita Acara Uji Petik Penilian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia oleh Sekretaris Daerah Kota Gunungsitoli dan Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari bertempat di Aula Pertemuan BAPPEDA Kota Gunungsitoli, Rabu (28/8/2019). (ist)

GUNUNGSITOLI (medanbicara.com)-Pemerintah Kota Gunungsitoli menyambut hangat kedatangan tamu dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Tim Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) yang akan melakukan penilaian hasil kreatifitas masyarakat dan pelaku usaha di Kota Gunungsitoli. Kota Gunungsitoli merupakan salah satu dari 58 Kota di Indonesia yang mendapat kunjungan ini.

Dalam kesempatan itu dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Uji Petik Penilian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia oleh Sekretaris Daerah Kota Gunungsitoli dan Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari bertempat di Aula Pertemuan BAPPEDA Kota Gunungsitoli, Rabu (28/8/2019).

Mewakili Pemerintah Kota Gunungsitoli, Sekretaris Daerah, Agustinus Zega menyampaikan rasa terimakasihnya kepada pihak BEKRAF dan PMK3I yang telah menetapkan Kota Gunungsitoli sebagai salah satu dari ke-58 Kabupaten/Kota yang akan dinilai, sembari berharap dengan adanya perhatian dari pihak BERKRAF dan PMK3I semakin membuka cakrawala berfikir dan dapat menjadi motivasi Pemerintah untuk memberikan perhatian serius dalam mendorong pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di Kota Gunungsitoli.

Agustinus mengatakan, pemerintah Kota Gunungsitoli telah berupaya menata lokasi pusat oleh-oleh yang dapat menampung hasil kreatifitas para pelaku usaha baik itu sejenis souvenir atau hasil kerajinan masyarakat yang dapat dijadikan oleh-oleh bagi para pengunjung maupun kuliner yang spesifik dan berbeda dari daerah lain.

Seperti dodol durian Nias yang terkenal dengan kemurnian 90% buah durian dan akhir-akhir ini ada terobosan baru yaitu durian beku yang rasanya tidak berubah saat dikonsumsi. Durian beku ini juga sudah bisa dibawa oleh pengunjung melalui Pesawat Udara.

Pemerintah Kota Gunungsitoli menargetkan bahwa semua produk unggulan Nias seperti dodol durian dan kuliner lainnya maupun fashion, souvenir unggulan dapat di pasarkan di gerbang Kepulauan Nias ini seperti Bandara Binaka, yang mana terlebih dahulu melalui koordinasi dengan pihak bandara, dalam rangka menyongsong Sail Nias pada bulan September 2019 mendatang.

Pihaknya sangat mengharapkan fasilitasi dan arahan dari Badan Ekonomi Kreatif sehingga dapat mendorong ekonomi kreatif di Kota Gunungsitoli.

Sekda juga menjelaskan, meskipun saat ini pengembangan ekonomi dari sisi kreatif di Kota Gunungsitoli belum maksimal, namun sejauh ini Pemko telah melakukan upaya-upaya percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat diantaranya pembenahan sarana dan prasarana di area kota yang berpotensi agar dapat membangun perekonomian masyarakat secara utuh.

Selain itu, pemerintah Kota Gunungsitoli telah menata beberapa ruang publik yang dapat dinikmati oleh masyarakat, diantaranya Taman Yaahowu Kota Gunungsitoli yang memiliki keunikan tersendiri karena Taman Kota ini posisinya berada tepat di tengah kota, dengan view laut lepas dan 100% dari tapakan Taman Yaahowu ini merupakan puing-puing reruntuhan gempa pada tahun 2015 silam yang disatukan dan ditempatkan di Taman Yaahowu Kota Gunungsitoli.

“Jadi, puing-puing Kota ini telah kita bangun jadi Taman Kota,” pungkas Sekda.

Sementara itu, Deputi Infrastruktur BEKRAF, Hari Santosa Sungkari
menyampaikan, dalam rangka mendorong perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia sebagaimana amanat Presiden RI bahwa ‘Ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung Indonesia’ maka Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Tim Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) telah mengadakan penilaian dari Tim Uji Petik dan menetapkan beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia yang memiliki usaha kreatif baik kriya, videografi, fotografi, aplikasi dan game, kuliner, fashion dan lainya seperti Majalengka, Malang, Kutai Kartanegara, Rembang, Surakarta, Semarang, Kabupaten Ganyar, Kota Denpasar dan Kota Balikpapan.

Hari Santosa memiliki semboyan tersendiri bahwa “Kota kreatif di dunia ciri khasnya adalah toleransi” maka Kota Gunungsitoli dinilai sudah memiliki sebagian kriteria dimaksud.

Ia mengharapkan agar antusiasme warga disertai dukungan dari pemerintah untuk dapat menumbuhkembangkan potensi usaha ekonomi kreatif agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kota Gunungsitoli. (sua)

Mungkin Anda juga menyukai