CALEG GOLKAR

Terduga Teroris yang Ditembak di Pulau Buaya Dikenal Sopan dan Hormat dengan Tetangga

Warga menyaksikan lokasi kamar mandi umum tempat kedua laki-laki tak dikenal bersembunyi dan akhirnya diberondong dengan peluru di kawasan Jalan Jumpul Lingkungan VI, Kelurahan Kapias Pulau Buaya, Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai, Kamis (18/10/2018). (ist/trb)

TANJUNGBALAI (medanbicara.com)- Warga sekitar Jalan Sipori-pori Gang Jumpul Lingkungan VI, Kelurahan Kapias Pulau Buaya, Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai, Sumut masih membicarakan penembakan AN dan RI yang disebut sebagai terduga teroris.

Masyarakat terkejut atas peristiwa penembakan Kamis (18/10/2018) itu. Apalagi para tetangga sama sekali tidak menyangka kalau keduanya berkaitan dengan jaringan teroris, karena selama ini dikenal sebagai pribadi yang sopan.

Seorang warga yang enggan namanya ditulis mengurai, bahwa masyarakat dikejutkan dengan suara tembakan.

Menurutnya, awal mula penangkapan tersebut, kedua terduga teroris dikejar petugas dari rumah salah seorang terduga teroris di tempat kejadian perkara (TKP).

“Kedua orang terduga teroris tersebut lari dari Jalan Pukat menuju ke TKP dan langsung bersembunyi di kamar mandi rumah kontrakan di lokasi tersebut. Namun petugas mengejar terus kedua terduga teroris itu sampai menuju kamar mandi. Karena adaanya perlawanan dari kedua terduga teroris itu, petugas langsung melumpuhkannya dengan tembakan,” ungkapnya.

“Seorang petugas yang memegang pistol itu berhadapan dengan dua terduga teroris, saat akan ditangkap, kedua terduga teroris itu melawan hingga dilakukan penembakan,” ujar warga tadi.

Sementara itu, Zainab warga sekitar menyebutkan salah seorang terduga teroris inisial RI alias Sitawar yang selalu dipanggil namanya oleh Masyarakat Linkungan V Kelurahan Perjuangan Kecamatan Teluk Nibung. Dia tidak menyangka kalau pemuda tanggung yang selama ini sopan dan hormat terhadap masyarakat ternyata terlibat jaringan teroris.

“Selama ini dalam kesehariannya lajang tanggung terduga teroris itu cukup bagus bermasyarakat. Dia tinggal bersama ibunya berdua saja di rumah. Sitawar itu anak laki-laki paling bungsu dari tiga bersaudara. Kakaknya yang sulung sudah berkeluarga dan tinggal di Aceh ikut suaminya, sedangkan kakaknya yang nomor dua juga tinggal di Aceh ikut bersama kakak sulungnya,” ujar ibu Zainab tetangga Sitawar.

Hal senada juga dikatakan ibu Siah warga lainnya yang juga tetangga Sitawar. Meski jarang bergaul dengan sesama anak muda setempat, Sitawar bertutur sapa santun.

“Rumah yang dia tempati berdua dengan ibunya itu adalah rumah milik sendiri. Semenjak orang tua laki-lakinya meninggal dua tahun yang lalu, pintu rumah mereka selalu tertutup. Pekerjaan Sitawar ini tidak menentu kadang ikut dia ke laut dengan warga di sini, kadang menganggur tidak kami ketahuilah secara pasti apa aktifitasnya sehari hari kalau lagi tidak melaut,” ujar Siah.

Dikatakannya lagi, selama mereka hidup bertetangga hampir sepuluh tahun, tidak pernah terlihat hal-hal yang mencurigakan.

“Tidak pernahlah kami lihat di rumah mereka ada perkumpulan, karena pintu rumah mereka lebih sering tertutup. Kalau untuk masalah beribadah Sitawar ini rajin salat dan mengaji di masjid. Tak sangkala kami RI alias Sitawar ini adalah terduga teroris,” pungkasnya. (pjs)

Mungkin Anda juga menyukai